Voices from Melbourne (2)

Membacakan puisi Pak Driya Widiana MS di Aksi Voice From Melbourne: Indonesia without Corruption hari ini di Federation Square. Reaksi fotografernya, @Masnijuri, adalah terharu. Berikut adalah puisinya, beserta terjemahan bahasa Inggris saya yang maaf tak seindah aslinya

=========================

MASIHKAH ADA… (Aren’t There?)

Oleh: Didiek Soepardi MS

Masih adakah telinga untuk mendengar (Aren’t there ears to listen?)
Ketika jerit kami kian melengking (when our cry is shrieking)
otot leher serasa pecah (tearing our throat)
dan mulut semakin kering (drying our tongue)
menuntut keadilan (demanding justice)

masih adakah benak untuk berpikir (Aren’t there mind to think?)
ketika bersidang menyusun peraturan (in your assembly drafting)
dan keputusan (deciding)
sementara kami bertambah tak menentu (when we’re in limbo)
dalam ragu sangsimu (in your indecisiveness)

masih adakah nurani yang bicara (Aren’t there conscience to speak?)
ketika keadilan diperdagangkan (when justice is being traded)
dan pidatomu hanya slogan (and your speech is nothing but slogan)
yang menyemburkn ludah ke muka kami (spitting our face)

masih adakah merah putih (Aren’t there the red and the white)
berkibar di dadamu (waving in your heart)
ketika bendera partai (when the insignia of the parties)
merimba di Bumi Pertiwi (reigning the land)

02 Juni 2012

Leave a comment